Dalam kehidupan di dunia ini banyak hal menakjubkan mata dan pikiran kita yang ada di atas permukaan bumi yang dapat dipandang oleh mata, namun di luar itu tak sedikit pula keajaiban yang tercinta jauh dari pandangan mata kita. Salah satunya adalah adanya sungai bawah laut yang ada di negara meksiko ini.
Di dalam lautan yang asin dan pahit terdapat sebuah badan air tawar yang seakan-akan terdapat penghalan antara keduanya untuk dilalui dan bercampur. Hal ini membuktikan bahwa al-quran diciptakan oleh Allah SWT, bukan oleh Muhammad. Karena telah banyak disebutkan bahwa Muhammad adalah perantara bagi Tuhan kepada manusia. Dengan ilmu pengetahuan modern, banyak peneliti yang mengamati kejadian ini dan menggali jawaban atas misteri laut dan sungai yang dapat bergerak dengan kadarnya tersendiri. Salah satu peneliti terebut adalah Dr. Torki, beliau menjelaskan tentang fenomena ini sebayanyak dua setengah halaman untu membahas tentang tekanan osmotik, tabung U, dan selaput semi permeabel di laboratorium. Namun pertanyaannya adalah apakah Muhammad memiliki laboratorium (merujuk kepada pembuatan al-quran oleh muhammad).
Ada pula pendapat yang menyebutkan bahwa Sungai dibawah laut itu ialah ‘Bekas’ daratan yang tenggelam karena es yang mencair. Ada palung di laut, dulu mungkin tebing di daratan lalu tenggelam. Jika Air tawar dan laut tak bercampur mungkin masing 2 air memiliki ‘masa jenis’ yang berbeda dan kondisi lingkungan bawah laut tersebut. (Fisika) juga dengan teori Air dibumi tidak akan berkurang atau bertambah. Warna kecoklatan seperti air sungai itu merupakan lapisan gas hidrogen sulfida. Namun warna kecoklatan itu bukan berasal dari air tawar. Disebutkan, bagian kecoklatan yang mirip air sungai itu adalah lapisan bagian bawah gas hidrogen sulfide atau H2S. Gas yang biasanya dihasilkan dari saluran pembuangan kotoran. Suasana dalam laut itu mirip sungai lengkap dengan lapisan seperti air yang berwarna agak kecoklatan. Ada pohon lengkap dengan dedaunan jatuh berguguran. Keberadaan gas hidrogen sulfide tidak membahayakan manusia,tetapi makhluk hidup di dalamnya. Itu merupakan fenomena alam yang berkaitan dengan vulkanologi.
Air laut memiliki konsentrasi padat dan air tawar memiliki konsentrasi rendah perbedaan konsentrasi ini akan mengakibatkan perpindahan yang disebut sebagai difusi osmosis yaitu konsentrsi yang tinggi akan menarik konsentrasi yang rendah akhirnya akan terjadi peleburan (penyatuan).
Tak sebatas itu saja, terdapat pendapat yang menyatakan bahwa sebelum masuk ke Cenote Angelita, kita harus mengerti arti “Cenote”. Kata “Cenote” itu berasal dari kata suku maya “D’zonot” yang berarti “sebuah lubang/gua bawah tanah yang memiliki air”. Sedangkan “Angelita” berarti “malaikat kecil”. Jadi Cenote Angelita berarti “Gua Malaikat Kecil”.Istilah Cenote ini digunakan untuk merujuk kepada gua/lubang yang ada di semenanjung Yucatan, Mexico. Selain Cenote Angelita, di semenanjung Yucatan, ada Cenote-Cenote lainnya, seperti Cenote Aktun Ha, Cenote Calavera, Cenote Chac Mool dan lain-lain. Formasi gua-gua ini terhubung dengan laut dan terbentuk sekitar 6.500 tahun yang lalu.
Cenote-cenote ini memiliki sejarah sangat tua. Suku Maya biasa menggunakannya untuk bepergian ke kota lain. Namun baru pada abad ke-20 ketika penyelaman dan penjelajahan gua menjadi populer, Cenote-cenote ini kembali menarik perhatian.
Cenote Angelita yang sedang kita bicarakan ini terletak sekitar 17 kilometer dari Tulum. Ia memiliki diameter lubang sekitar 30 meter dengan kedalaman sekitar 60 meter. Cenote ini berada di wilayah hutan lebat yang memiliki keanekaragaman flora fauna yang cukup kaya. Bahkan Jaguar juga tinggal di hutan ini.
Karena itu sebenarnya kurang tepat jika menyebut Cenote Angelita sebagai sungai di dasar laut. Cenote Angelita sebenarnya sebuah gua berair di tengah hutan, bukan di laut, walaupun airnya memang terhubung dengan laut.
Jika kita menyelam ke dalam Cenote Angelita, kita akan menemukan air tawar pada kedalaman 30 meter pertama yang kemudian diikuti dengan air asin pada kedalaman 60 meter. Pada kedalaman itu juga kita bisa melihat sungai dan pohon-pohon di dasarnya.
Tiga karakteristik Cenote ini yang banyak membingungkan orang, yaitu :
1. Mengapa air asin dan air tawar bisa tidak bercampur?
2. Bagaimana bisa ada sungai di bawah laut?
3. Bagaimana pohon bisa hidup di dalam air?
Air asin dan air tawar. Dalam deskripsinya mengenai Cenote Angelita, Anatoly Beloschin, seorang fotografer profesional mengatakan : “We are 30 meters deep, fresh water, then 60 meters deep – salty water and under me I see a river, island and fallen leaves..” (“Di kedalaman 30 meter, air tawar, lalu pada kedalaman 60 meter, air asin, dan dibawah saya melihat sebuah sungai, pulau dan daun-daun yang jatuh.”)
Dari deskripsi ini, kita bisa menyimpulkan kalau air tawar berada di atas air asin. Bagaimana mungkin air asin dan air tawar tidak bercampur?
Jawabannya adalah karena sebuah fenomena yang disebut Halocline.
Halocline adalah sebuah zona vertikal di dalam laut dimana kadar garam berubah dengan cepat sejalan dengan perubahan kedalaman. Perubahan kadar garam ini akan mempengaruhi kepadatan air sehingga Zona ini kemudian berfungsi sebagai dinding pemisah antara air asin dan air tawar.
Air asin memiliki kepadatan yang lebih besar dibandingkan air tawar. Ini membuat ia memiliki berat jenis yang juga lebih besar. Karena itu wajar kalau air tawar berada di atas air asin. Ketika kedua jenis air ini bertemu, ia akan membuat lapisan halocline yang berfungsi menjadi pemisah antara keduanya. Peristiwa ini tidak terjadi di semua pantai atau bagian di laut, namun cukup umum terjadi di gua-gua air yang terhubung ke laut seperti Cenote.
Perbatasan antara air asin dan air tawar (Halocline) pada Cenote Angelita berada pada kedalaman sekitar 33 meter. Dalam kasus Cenote ini, air tawar di permukaan berasal dari air hujan.
Fenomena air tawar yang terpisah dengan air asin sebenarnya bukan hal yang baru. 2.000 tahun yang lalu, seorang ahli geografi Roma bernama Strabo pernah menulis mengenai para penduduk Latakia, barat Siria, yang mengayuh perahunya sekitar 4 kilometer menjauhi pantai lalu menyelam dengan membawa kantung air dari kulit kambing dan mengambil air segar dari dalamnya untuk persediaan air minum bagi kota mereka. Mereka tahu persis tempat dimana air tawar berkumpul di laut. Hari ini, para penyelam juga bisa melakukan hal yang sama di banyak pantai di dunia.
Sungai di bawah laut Dalam foto yang biasa kita lihat, Cenote Angelita sepertinya memiliki sungai di dasarnya. Jika benar, tentu saja akan sangat membingungkan. Namun banyak yang mengatakan sungai tersebut hanyalah sebuah ilusi. Mereka berpendapat deskripsi yang paling tepat untuk menyebutnya, bukan sungai, melainkan kabut/awan, karena lapisan yang terlihat seperti sungai itu adalah lapisan Hidrogen Sulfida. Lapisan ini membentuk kabut/awan tebal yang membuat ilusi sungai.
Tidak banyak yang bisa menyelam sampai kedalaman ini karena lapisan ini terdapat di dasar Cenote Angelita, yaitu di kedalaman sekitar 60 meter. Lapisan Hidrogen Sulfida ini terbentuk akibat pohon-pohon atau organisme yang membusuk di dasar Cenote. Karena itu lapisan ini memiliki bau yang tidak enak, seperti telur busuk. Selain karena aktifitas bakteri pembusukan, gas ini juga bisa dihasilkan oleh aktifitas gunung berapi. Dalam kadar yang tinggi, gas ini berbahaya bagi manusia karena bisa mengganggu beberapa sistem dalam tubuh manusia.
Pohon di bawah laut di dasar Cenote Angelita mirip dengan pohon yang ada di darat. Kita tahu jika pohon membutuhkan sinar matahari untuk fotosintesis. Jadi bagaimana mereka bisa hidup di dasar air yang gelap dan dalam?
Jawabannya atas pertanyaan ini sebenarnya sangat sederhana, yaitu: Tidak ada pohon yang hidup di dasar Cenote. Kebanyakan dari kita salah menginterpretasikan kalimat Anatoly Beloschin. Anatoly mengatakan : “We are 30 meters deep, fresh water, then 60 meters deep – salty water and under me I see a river, island and fallen leaves…” (“Di kedalaman 30 meter, air tawar, lalu pada kedalaman 60 meter, air asin, dan dibawah saya melihat sebuah sungai, pulau dan daun-daun yang jatuh.”)
Ia hanya mengatakan kalau ia melihat daun-daun yang jatuh. Ini jelas terlihat dari foto-foto yang diambilnya kalau batang-batang pohon itu adalah pohon-pohon yang mati dan daun yang dimaksud adalah daun yang berserakan di dasar Cenote. Anatoly tidak pernah mengatakan melihat pohon hidup di dasar Cenote. Juga tidak bisa ditemukan satu sumber pun yang mengatakan ada pohon hidup di dalam Cenote Angelita. Selain itu, apabila terdapat pohon yang hidup, mengapa Anatoly tidak mengambil fotonya?
Lalu pertanyaannya, darimana asalnya batang pohon dan daun-daunan tersebut?
Jawabannya adalah karena Cenote ini terletak di tengah Hutan. Tentu wajar jika ditemukan batang pohon dan dedaunan yang jatuh ke dalam dasar Cenote.
Dari segala pendapat yang ada kita dapat mengambil keputusan tersendiri. Namun hanya dengan iman kita mempercayainya. Masih banyak lagi keajaiban yang belum terkuak baik diatas tanah maupun dibawah laut. Subhanallah