Geografi mempelajari hubungan kausal gejala muka bumi baik fisik maupun yang menyangkut makhluk hidup beserta permasalahannya melalui pendekatan keruangan, ekologi dan regional untuk kepentingan program, proses dan keberhasilan pembangunan (Bintarto, 1987, dalam Nurhasan, 2002)
Secara umum Geografi dapat dibedakan dalam dua bahasan yaitu objek yang berkaitan dengan material (material object) dan objek formal (formal object). Objek material berkaitan dengan isi atau hakekat ilmu Geografi, sedangkan objek formal menekankan pada pendekatan keruangan. Telaah pendekatan keruangan atau spatial approach mengenai gejala-gejala fisik maupun gejala-gejala sosial (Astuti, 1998).
Fasilitas pelayanan merupakan suatu fenomena yang terjadi sebagai interaksi antara manusia dan lingkungan sosialnya yaitu kebutuhan akan fasilitas tersebut. Kedua aspek antara manusia dengan lingkungannya merupakan objek dari studi geografi. Dinamika yang terjadi dalam lingkungan sosial dapat menimbulkan penyediaan dan pembaruan sikap dan tindakan manusia terhadap lingkungan tempat di mana manusia itu berada. Adanya tuntutan kebutuhan akan pendidikan mengakibatkan manusia berupaya untuk menyediakan fasilitas yang dibutuhkan dan kemudian menjadi bagian dari lingkungan manusia itu berada.
Identifikasi yang dilakukan dapat dilihat dari pendekatan Geografi yang digunakan untuk analisis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keruangan.
Pendekatan keruangan merupakan salah satu ciri pendekatan dalam ilmu Geografi. Pendekatan keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting serta faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan pola-pola penyebaran dan bagaimana pola-pola tersebut dapat diubah menjadi lebih efektif dan efisien.
Bintarto (1998) menyatakan bahwa dalam pendekatan keruangan terdapat unsur-unsur yang menjadi titik beratnya, yaitu :
- Jarak absolut maupun jarak relatif atau social distance.
- Site atau situasi yang erat hubungannya dengan sifat dan fungsi desa kota.
- Aksesibilitas yang berkaitan erat dengan topografi dan teknologi.
- Pola atau pattern yaitu perulangan fenomena atau gejala tertentu dalam geosfera.
Konsepsi Wilayah yang diterapkan adalah konsepsi Wilayah berdasarkan rank/hierarki, karena titik tolak tinjaunnya berdasarkan pada size (ukuran), function (fungsi), form (bentuk) dan faktor-faktor lain.
Pada suatu sistem pelayanan dan hierarki yang ada di dalamnya, konsep dan model dasarnya berkembang dari terbentuknya wilayah pelayanan secara spasial berdasarkan daya layan serta thresshold. Adanya daya layan serta thresshold tersebut kemudian yang pada nantinya akan membentuk suatu jaringan, hierarki dan sistem pelayanan
Secara umum Geografi dapat dibedakan dalam dua bahasan yaitu objek yang berkaitan dengan material (material object) dan objek formal (formal object). Objek material berkaitan dengan isi atau hakekat ilmu Geografi, sedangkan objek formal menekankan pada pendekatan keruangan. Telaah pendekatan keruangan atau spatial approach mengenai gejala-gejala fisik maupun gejala-gejala sosial (Astuti, 1998).
Fasilitas pelayanan merupakan suatu fenomena yang terjadi sebagai interaksi antara manusia dan lingkungan sosialnya yaitu kebutuhan akan fasilitas tersebut. Kedua aspek antara manusia dengan lingkungannya merupakan objek dari studi geografi. Dinamika yang terjadi dalam lingkungan sosial dapat menimbulkan penyediaan dan pembaruan sikap dan tindakan manusia terhadap lingkungan tempat di mana manusia itu berada. Adanya tuntutan kebutuhan akan pendidikan mengakibatkan manusia berupaya untuk menyediakan fasilitas yang dibutuhkan dan kemudian menjadi bagian dari lingkungan manusia itu berada.
Identifikasi yang dilakukan dapat dilihat dari pendekatan Geografi yang digunakan untuk analisis. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan keruangan.
Pendekatan keruangan merupakan salah satu ciri pendekatan dalam ilmu Geografi. Pendekatan keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting serta faktor-faktor yang berpengaruh dalam menentukan pola-pola penyebaran dan bagaimana pola-pola tersebut dapat diubah menjadi lebih efektif dan efisien.
Bintarto (1998) menyatakan bahwa dalam pendekatan keruangan terdapat unsur-unsur yang menjadi titik beratnya, yaitu :
- Jarak absolut maupun jarak relatif atau social distance.
- Site atau situasi yang erat hubungannya dengan sifat dan fungsi desa kota.
- Aksesibilitas yang berkaitan erat dengan topografi dan teknologi.
- Pola atau pattern yaitu perulangan fenomena atau gejala tertentu dalam geosfera.
Konsepsi Wilayah yang diterapkan adalah konsepsi Wilayah berdasarkan rank/hierarki, karena titik tolak tinjaunnya berdasarkan pada size (ukuran), function (fungsi), form (bentuk) dan faktor-faktor lain.
Pada suatu sistem pelayanan dan hierarki yang ada di dalamnya, konsep dan model dasarnya berkembang dari terbentuknya wilayah pelayanan secara spasial berdasarkan daya layan serta thresshold. Adanya daya layan serta thresshold tersebut kemudian yang pada nantinya akan membentuk suatu jaringan, hierarki dan sistem pelayanan